Agam, Padek—Pondok Pesantren MTI (Madrasah Tarbiyah Islamiyah) Canduang mesti percaya diri dengan sistem kurikulum Pendidikan Syekh Sulaiman Arrasuli. Makanya, MTI Canduang, diharapkan mempertahankan kurikulum pendidikan yang telah teruji keberhasilannya seja k84 tahun silam.
“Tamatan tahun 60 an dan 70-an telah ada yang menjadi bupati/ wali kota, wakil gubernur, guru besar di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Ini bukti keberhasilan sistem kurikulum yang diterapkan Syeh Sulaiman Arrasuli dengan khas pendidikan kitab kuningnya,” ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pada penyerahan ijazah tamatan kelas VII ke-72 tahun 2012 di Pondok Pesantren MTI Canduang, Kamis (17/5).
Tampak juga hadir Wakil Gubernur Jambi Fachori Umar, Bupati Agam Indra Catri, Rektor IAIN Imam Bonjol Makmur Syarif, Kakanwil Kementrian Agama Sumbar, Ismail Usman, Kadis Sosial Abdul Gafar, Kabiro Bina Sosial, Jefrinal Arifin, serta beberapa kepala SKPD di lingkungan Pemkab Agam.
MTI Canduang diharapkan jangan terpengaruh oleh pemikiran orang-orang yang baru saja selesai pendidikan yang notabene masih dalam kerangka percobaan sistem dengan kurikulum baru, yang belum tentu menghasilkan produk pendidikan yang baik. Dari dulu pemerintah selalu gonta-ganti kurikulum, namun hasilnya sama saja.
Jadi, kata gubernur, perlu dipikirkan lebih konperhensif lagi terhadap perubahan atau menambah beban kurikulum yang diterapkan di MTI Canduang. Karena setiap orang tidak akan mungkin menguasai banyak pengetahuan, selain mempertimbangkan jumlah waktu pelaksanaan pendidikan juga mengingat keterbatasan kemampuan seseorang anak didik.
“Mari kita pertahankan sistem kurikulum Syeh Sulaiman Arrasuli dengan khas Kitab Kuning, sebagai bahagian pembangunan sistem pendidikan yang baik di Sumbar. Karena tidak banyak pesantren yang mampu bertahan hingga saat ini. Pondok Pesantren MTI Canduang merupakan salah satu kebanggaan kita hari ini, dan untuk masa datang,” ujar Irwan.
Irwan menambahkan, Pondok Pesantren MTI Canduang mesti percaya diri terhadap apa yang telah diperbuat dan mempertahankan keberhasilan yang telah ada hingga saat ini. Karena salah satu contoh wujud pendidikan berkarakter itu, telah berkembang di Pondok Pesantren MTI Canduang ini.
“Perkembangan boleh saja terjadi dalam sarana dan prasarana, dulu tidak kursi dan meja, kini ada kursi dan meja, dulu tidak ada komputer kini perlu adannya komputer. Dulu tidak ada gedung sekolah yang refesentatif, kini di bangun gedung yang baik, dulu tidak ada Informasi Tehnologi (IT), kini ada jaringan IT yang menglobalkan pengetahuan perkembangan dunia,” katanya.
Bupati Agam Indra Catri juga menyatakan kebanggaan dengan sistem pendidikan di MTI Canduang yang mempertahankan Kitab Kuning.
Sumber: http://padangekspres.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar